SHARE

Ilustrasi | Istimewa

Perseteruan Washington-Moskow

Sejak awal Putin menyadari Ukaina bukanlah medan pertempuran yang sesungguhnya. Pertarungan sebenarnya justru di luar Ukraina, yakni menghadapi Washington dan sekutunya di Eropa.

Amerika dan gengnya ini hanya menjadikan Ukraina sebagai proxy untuk menghancurkan kekuatan Rusia agar tidak lagi menjadi ancaman serius di benua Eropa. Setidaknya semakin lama konflik bersenjata di Ukraina itu berlangsung, kekuatan militer dan ekonomi Rusia akan kian terkuras, meski akhirnya nanti Rusia memenangkan perang ini.

Jika melongok sejenak pada beberapa waktu sebelum Kremlin akhirnya memutuskan operasi militer di Ukraina, betapa negara-negara barat yang disponsori AS ini sedemikian gencar menghembuskan angin surga kepada Zelenskyy bahwa NATO siap membantu Ukraina apabila diserang Rusia.

Merasa di atas angin dan bakal mulus diterima sebagai anggota NATO, tak segan-segan pula Zelenskyy menantang Putin agar membuktikan ancamannya menyerbu Ukraina sebagaimana dulu Moskow lakukan kepada Krimea.

Dan ketika akhirnya Rusia benar-benar mengerahkan mesin-mesin perang mereka membombardir satu per satu wilayah pertahanan Ukraina, terbukti AS bersama sekutu Eropa tidak banyak memberikan bantuan berarti, kecuali hanya mengirimkan bantuan senjata dan amunisi tanpa bersedia terlibat langsung dalam konflik.

"Bantuan" amunisi serta alutsista itu pun ternyata tidak gratis dan pemerintah Ukraina tampaknya harus membayar di kemudian hari.

Sementara itu pengerahan pasukan NATO hanya untuk bersiaga di negara-negara anggota NATO yang berbatasan langsung degan Ukraina saja seperti di Polandia, Rumania atau Hungaria. Juga tidak ada satupun negara anggota NATO yang berani terbuka menyatakan membuka front pertempuran dengan Rusia, karena hal itu sama artinya dengan memicu Perang Dunia III.

Oleh karena itu, NATO hanya tersenyum simpul saat Zelenskyy berulang kali mendesak pakta pertahanan tersebut agar menerapkan zona larangan terbang kepada pesawat-pesawat tempur Rusia di ruang udara Ukraina guna menghentikan bombardir berbagai fasilitas militer negara itu.

NATO dan terutama AS memang tidak ingin berperang secara langsung dengan Rusia. Apalagi Putin telah mengeluarkan perintah kepada militer Rusia untuk menyiagakan unit senjata nuklir. Moskow mengancam siapa pun yang ingin ikut campur dalam urusan Rusia di Ukraina, maka mereka harus siap menanggung risiko yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Halaman :
Tags
SHARE