SHARE

Ilustrasi (Net)

Putra terbaik bangsa dari non partai bisa jadi memiliki kemampuan jauh lebih baik untuk memimpin bangsa. Kuncinya adalah bagaiman  partai-partai politik memberikan kesempatan seluas-luasnya.  Jika merasa  tidak memiliki kader yang dianggap cakap untuk dicalonkan sebagia Capres, jangan malu dan ragu untuk menarik putra terbaik bangsa  meski tidak berasal dari non partai. Jalan yang bisa dilakukan misalnya dengan cara konvensi untuk mencari calon presiden.

Ambang batas 0 %

Menurut hemat penulis, membuka ruang kompetisi yang luas bukan berarti ambang batas harus 0 %. Tetap harus ada ambang batas, ini sebagai penghargaan kepada partai politik yang telah berjuang pada Pemilu.

Tapi, ambang batas pencalonan presiden sebesar 20% masih terlalu tinggi, sehingga akan menghambat partai-partai kecil lainnya untuk mengajukan calon presiden. Maka itu, ambang batas harus dikurangi, misalnya 10 % atau 5 %, sehinggga ruang kompetisi ini masih bisa terbuka luas.

Menurut perhitungan penulis jika ambang batas diturunkan misalnya 10 %, maka pemilihan presiden akan berjalan lebih dinamis dan hangat. Karena akan muncul banyak  calon pasangan presiden-wakil presiden. Hitungan penulis akan muncul 4 pasangan calon.

Dengan banyaknya calon inilah masyarakat akan memiliki banyak pilihan. Dan tentunya akan meningkatkan kualitas demokrasi di Tanah Air.

Namun, jika ambang batas 0% diterapkan maka akan mempersulit jalannya pemerintahan itu sendiri. Seandainya partai gurem mengusung calon presiden dan memenangkan Pilpres maka ini akan repot, karena mereka tidak memiliki kekuatan di parlemen.  Sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat bisa jadi akan selalu mendapatkan perlawanan dari kekuatan parlemen.

Halaman :
Tags
SHARE