SHARE

istimewa

Lebih lanjut Wawan menjelaskan dalam beberapa menit setelah kecelakaaan atau cedera, jika tidak segera ditangani, menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen yang tidak cukup ke sel saraf, dan sel saraf akhirnya mati permanen.

Ketika sel saraf di sumsum tulang belakang, akson, atau astrosit cedera, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan akan bisa merusak dirinya sendiri (self-destruction) akibat memproduksi bahan kimia beracun yang disebut zat radikal bebas, jelas Wawan.

Akibat lanjutan

Lawrence menjelaskan meskipun Cedera saraf tulang belakang disebabkan oleh kasus traumatis atau nontraumatik, kerusakan itu dapat mempengaruhi serabut saraf yang melewati area cedera dan dapat merusak sebagian atau seluruh otot dan saraf di bawah lokasi cedera.

"Cedera dada (toraks) atau punggung bawah (lumbal) dapat memengaruhi batang tubuh, kaki, kontrol usus dan kandung kemih, serta fungsi seksual. Cedera leher (serviks) memengaruhi area yang sama selain memengaruhi gerakan lengan Anda dan, mungkin, kemampuan Anda untuk bernapas," kata Lawrence.

Terkait dengan hal ini Wawan menjelaskan lebih lanjut bahwa sel saraf pusat (yang ada di sumsum tulang belakang) jika mati tidak bisa berregenerasi (tidak bisa digantikan sel baru). Karenanya yang muncul adalah kondisi kerusakan yang kompleks dan makin memburuk.

Sehingga jika sel saraf di sumsum tulang belakang mati (mati langsung atau mati akibat lambat atau salahnya penanganan) akan menyebabkan fungsi-fungsi saraf sensorik (rasa, nyeri) hilang.

"Demikian juga fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang sehingga lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah bahkan lumpuh (jika 4 alat gerak lumpuh disebut tetraplegia, jika hanya kedua kaki yang lumpuh disebut paraplegia)," jelas Wawan.

Sementara itu jika saraf otonom yang rusak, maka konsekuensinya bisa terjadi gangguan buang air kecil atau buang air besar, suhu tubuh, tekanan darah dan sistem sirkualasi darah bahkan pada laki-laki bisa menyebabkan alat vitalnya tidak bisa ereksi, tambah Wawan.

Beberapa akson di sel saraf mungkin tetap utuh, dan masih mampu membawa sinyal ke atas atau ke bawah sumsum tulang belakang, tetapi karena jumlahnya mungkin terlalu sedikit tidak mampu untuk menjalankan fungsi saraf dengan normal. Orang dengan cedera di atas tulang leher bagian atas bahkan memerlukan alat bantu nafas (ventilator) untuk tetap bisa bernapas.

"Akibat tambahan dari cedera saraf tulang belakang bisa berlanjut menyedihkan," ujar Wawan.

Cedera tulang yang menjadikan seseorang terlalu lama berbaring karena lumpuh, akan menyebabkan luka akibat tubuh menekan alas tidur atau disebut decubitus, juga mudah terkena infeksi (biasanya sistem paru-paru dan dan saluran kencing). Bahkan pada beberapa kasus bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa.

Halaman :
Tags
SHARE