SHARE

istimewa

Tren yang sedang berlangsung (untuk emas) tetap bergerak menyamping ke lebih tinggi dalam waktu dekat, dan kami percaya bahwa tren ini berasal dari kelanjutan tekanan inflasi yang kami perkirakan akan terjadi di pasar."

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tak memberikan suku bunga.

Sementara itu harga emas diperkirakan akan tetap berada di sekitar level saat ini awal tahun depan, kenaikan suku bunga AS dan penurunan inflasi dapat menekan harga, kata analis UBS Giovanni Staunovo, memperkirakan logam tersebut akan berakhir 2022 di sekitar 1.650 dolar AS per ounce.

Sementara itu, reli di pasar ekuitas kehilangan kekuatannya karena investor mengamati gangguan perjalanan yang didorong oleh Omicron dan penutupan toko-toko.

Analis pasar berpendapat bahwa prospek logam mulia akan terganggu karena Federal Reserve bergerak cepat untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Federal Reserve dalam pertemuan terakhir sebelumnya pada Desember memproyeksikan untuk menaikkan suku bunga acuan tiga kali pada tahun 2022, ketika bank sentral menghentikan program pembelian obligasinya, dalam upaya untuk memperlambat inflasi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 13,2 sen atau 0,57 persen, menjadi ditutup pada 23,121 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 8,8 dolar AS atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada 979,8 dolar AS per ounce.

Halaman :