SHARE

Istimewa

Jamaah digital
Tidak hanya jumah jamaah yang berubah, namun NU juga akan menghadapi kompleksitas masalah yang lebih besar dengan 100 tahun sebelumnya, karena zaman juga sudah berubah dari dunia nyata menjadi dunia maya, dari zaman mesin ke zaman internet.

Artinya, mau atau tidak, NU harus merawat jamaah/massa/masyarakat yang akan berbeda dengan 100 tahun sebelumnya yakni jamaah digital !.
"Program prioritas untuk 'Satu Abad NU' itu agaknya perlu menjadi pembahasan peserta Muktamar ke-34 NU," kata Ketua SC Muktamar NU 2021 Prof H Mohammad Nuh, yang juga salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

"Menjelang umur yang akan memasuki fase satu abad, sidang-sidang komisi pada muktamar perlu membahas beberapa hal, seperti bonus demografi, teknologi digital, mobilitas SDM NU, dan perubahan iklim," kata Prof Mohammad Nuh saat mengunjungi kampus UIN Raden Intan di Lampung yang menjadi salah satu lokasi muktamar (25/11/2021).

Bonus demografi bagi NU itu penting, karena mayoritas penduduk Indonesia merupakan umat Islam, dan mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan warga NU. Artinya, mayoritas bonus demografi merupakan pemuda NU yang harus dididik menjadi "bonus" yang bermanfaat untuk bangsa dan agama.

"Jika tidak dikelola dengan baik, nanti anak muda bukan menjadi bonus, namun menjadi bencana karena tidak berkualitas," tegas mantan Menteri Pendidikan itu.

Selain bonus demografi, soal teknologi digital juga sangat vital di era modern saat ini, karena setiap individu membutuhkan teknologi digital untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Perkembangan teknologi digital ini harus dikuasai warga NU guna mempermudah aktivitas sehari-hari.

"Kalau dulu itu bahtsul masail itu tinggi-tinggian kitab, maka sekarang cukup simpan, dan buka di gawai," ujar mantan Rektor ITS Surabaya itu. Tentu, dakwah NU yang merupakan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat, ke depan harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman, yakni dakwah NU berbasis teknologi informasi, yang sasaran/target dakwahnya juga kalangan milenial yang perlu bimbingan akhlak, baik dari sisi keislaman, maupun kebangsaan.

Tidak hanya itu, mobilitas vertikal atau peralihan individu dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya, juga sedang terjadi di tubuh NU dan akan terus tumbuh. "Dulu mencari professor (NU) susah banget, sekarang profesor sudah banyak. Dengan SDM yang mumpuni, NU akan menjadi rumah yang besar bagi nahdliyin," katanya.

Tentu, tidak hanya institusi perguruan tinggi, namun pondok pesantren dan lembaga kajian juga dapat memberikan gagasan terkait NU 100 tahun ke depan.

Penting juga bagi NU adalah perubahan iklim yang merupakan fenomena yang menjadi tanggung jawab setiap individu. Karena mayoritas masyarakat Indonesia merupakan nahdliyin, maka NU memikirkan bagaimana pengentasan permasalahan tersebut. Segenap pengurus dan warga NU diharapkan bisa memberi sumbangsih pemikiran strategis demi nasib NU ke depan dan kemaslahatan bersama.

Bagi NU, adaptasi dengan zaman merupakan pilihan atau batasan di kalangan NU dalam transformasi, yakni mempertahankan yang baik, dan mengambil yang lebih baik (al-muhafazatu ‘alal qadim al-shalih wal akhdzu bil jadidil aslah).

Jadi, perkembangan demografi, teknologi, mobilitas SDM, dan perubahan iklim, yang bermuara pada digitalisasi itu bagi NU adalah menjaga tradisi yang bernilai baik, sekaligus membuka peluang terhadap sesuatu yang datang dari luar yang dinilai lebih baik dan bermanfaat bagi kemajuan organisasi dan jamaah.

Nilai baik dari digitalisasi adalah integrasi, koneksi dan kolaborasi, namun jalur digital itu harus diikuti dengan pemberdayaan warga NU melalui pemetaan infrastruktur internet hingga tingkat desa, pengembangan pusat data yang integratif di PBNU (big data), dan menguatkan dakwah digital yang menyasar jamaah milenial.

Tanpa pemberdayaan dalam infrastruktur, big data, dan dakwah digital, maka paham keagamaan yang berbeda dengan NU akan mampu merebut hati jamaah digital melalui model pendekatan yang mudah diterima, sesuai dengan zaman, dan gaya kekinian, namun memicu perpecahan republik tercinta.

Halaman :
Tags
SHARE