SHARE

"Opsi yang bisa dilakukan antara lain rights issue, penanaman modal asing, pinjaman dalam bentuk modal operasional, dan penerbitan obligasi. Perusahaan tidak kesulitan menghimpun dana yang diperlukan," kata Edison.

Edison mengatakan hal itu bertujuan untuk mengubah SsangYong menjadi produsen mobil yang berfokus pada EV dalam dekade berikutnya sejalan dengan perubahan di pasar mobil.

Perusahaan berencana untuk memproduksi 10 model EV baru, termasuk Smart S, pada 2022, 20 pada 2025, dan 30 pada 2030.

SsangYong akan tetap berada di bawah kurator pengadilan sampai pengadilan menyetujui rencana rehabilitasi Edison dan kreditur SsangYong menerima rencana penyelesaian utang awal pembuat mobil, kata juru bicara itu. SsangYong tidak mengungkapkan jumlah utang secara keseluruhan.

"Ketika semua tuntutan dipenuhi, pengadilan akan mengizinkan SsangYong lulus dari proses penjadwalan ulang utang yang dipimpin pengadilan," katanya.

SAIC Motor Corp. yang berbasis di China mengakuisisi 51 persen saham SsangYong pada 2004 tetapi melepaskan kendalinya atas produsen mobil tersebut pada 2009 setelah krisis keuangan global.

Pada 2011, Mahindra mengakuisisi 70 persen saham SsangYong seharga 523 miliar won dan sekarang memegang 74,65 persen saham di pembuat mobil tersebut.

Untuk keseluruhan tahun 2021, penjualan kendaraannya turun 22 persen menjadi 84.106 unit dari 107.324 tahun sebelumnya di tengah pandemi dan kekurangan chip.

Jajaran SsangYong terdiri dari SUV Tivoli, Korando, Rexton dan Rexton Sports.
 

Halaman :