SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Direktorat Inovasi dan Science Techno Park dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji kolaborasi riset dan inovasi multipihak untuk mencapai Indonesia Maju 2045.

Kepala Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan BRIN Irwanda Wisnu Wardhana dalam keterangannya, Rabu mengatakan ada tiga hal terkait kolaborasi riset dan inovasi multipihak.

Pertama, bagaimana dampak riset dan inovasi terhadap kemajuan ekonomi; kedua, bagaimana kemajuan negara sangat tergantung pada kemajuan teknologi, dan ketiga, membahas bentuk dukungan BRIN untuk kolaborasi Research-based Tri Darma.

Menurut dia, dampak dari riset dan inovasi terhadap kemajuan ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan vaksin Covid-19 di Indonesia. "Apabila tidak dilakukan vaksinasi massal, prediksi terjadinya imunitas dan pulihnya ekonomi akan terjadi pada tahun 2024," katanya.

Namun setelah dilakukan percepatan-percepatan, sekarang kita sudah dapat melepas masker dan ekonomi sudah mulai kembali pulih. Ini menggambarkan betapa hasil riset berdampak pada ekonomi.

Irwanda menjelaskan inovasi yang dapat dilakukan BRIN di UI dalam menghubungkan para ekosistem yang terdiri pihak-pihak yang berkepentingan dengan riset teknologi yang salah satunya adalah dosen atau mahasiswa.

Beberapa strategi tersebut antara lain strategi regulasi, strategi open platform untuk memudahkan terjalinnya kolaborasi, strategi mobilitas periset yaitu fasilitas kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan dengan melakukan riset (degree by research), dan strategi skema fasilitasi seperti pendanaan untuk melakukan kolaborasi dengan dibentuknya pusat kolaborasi riset.

Dekan FEB UI Teguh Dartanto mengatakan bahwa sains dan teknologi pasti berasal dari inovasi, dan inovasi bekerja sama satu sama lain dan saling berkolaborasi untuk memberikan yang terbaik untuk bidangnya masing-masing.

"Saya selalu percaya bahwa tidak ada suatu masalah yang bisa diselesaikan dengan satu bidang ilmu, sehingga banyak masalah yang sifatnya kompleks multidisiplin yang penyelesaiannya harus lintas disiplin, butuh inovasi, dan kolaborasi," katanya.

Dengan adanya BRIN, kita berharap bisa menjawab mimpi mengenai kolaborasi, bagaimana membangun ekosistem, dan inovasi menjadi lebih baik.

Ia berharap dengan adanya kolaborasi bersama BRIN, dapat memecah atau mengurangi birokratisasi riset. Menurutnya riset yang terlalu banyak diintervensi atau diatur mungkin akan membuat peneliti tidak inovatif.

Tak hanya itu, ia juga berharap sistem perizinan dan apapun yang terkait dengan riset semakin cepat prosesnya di mana BRIN dapat menjadi satu pintu perizinan yang semakin mudah.

Tags
SHARE