SHARE

Istimewa (Net)

CARAPANDANG.COM –  Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena masih diberikan umur yang panjang hingga saat ini, dan esok insya allah kita akan dipertemukan dengan bulan suci nan agung, Ramadhan. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk sepenuh hati menjalankan amalan-amalan baik yang wajib dan sunnah.

Sangat disayangkan jika bulan suci Ramadhan tahun ini tidak kita isi dengan amalan-amalan yang akan membawa kita semakin dekat dengan sang Illahi. Dan sangat disayangkan pula jika kita menjalani ibadah pada bulan suci seperti amalan pada bulan-bulan yang lain. Sebab, ganjaran amalan pada bulan Ramadhan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Jadi jangan malas untuk beribadah.

Pada masa pandemi covid-19, Ramadhan tahun ini sangat berbeda. Tidak ada kegiatan-kegiatan seperti sholat tarawih berjamaah di masjid, bahkan buka puasa di masjid juga ditiadakan. Ini tujuannya jelas, pemerintah ingin memutus mata rantai penyebaran virus corona atau covid-19. Semoga imbauan yang telah disampaikan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama menjadi perhatian bersama oleh masyarakat dengan tidak berkumpul.

Karantina Mandiri

Guna memutus mata rantai penyebaran covid-19, pemerintah sejak jauh-jauh meminta kepada masyarakat dengan menyampaikan imbauan agar tetap berada di rumah. Pemerintah meminta kepada semua warga untuk beribadah di rumah, bekerja di rumah dan belajar di rumah. Memang  jika imbauan ini dijalani dalam waktu yang panjang  bisa menghadirkan rasa bosan. Tapi demi kebaikan bersama untuk  menjaga diri dan menjaga orang imbuan pemerintah harus dipatuhi.

Pada bulan suci Ramadhan ini, masa-masa karantina seperti ini sebenarnya menjadi momentum yang sangat tepat, untuk semakin dekat dengan keluarga. Gunakan kesempatan ini untuk mendidik anak-anak agar semakin dekat dan cinta kepada al-Quran.

Ramadhan kali ini bisa digunakan sebagai sekolah atau madrasah untuk mencetak generasi  masa depan yang cinta kepada al-Quran. Maka itu di bulan nan suci ini merupakan momentum dan kesempatan yang baik  untuk orang tua yang memiliki anak kecil bagaimana mereka mampu mendidik anaknya untuk meraih kenikmatan pada bulan yang mulia ini sebelum mereka baligh.

Ramadhan adalah bulan di mana al-Quran diturunkan, dan barang siapa yang membacanya akan mendapatkan pahala berlipat. Karenanya orang tua hendaknya berusaha menemani anak-anak agar membaca al-Qur’an, terutama pagi dan malam hari.

Mengapa al-Quran menjadi Prioritas?

Kita sebagai orang tua harus menanamkan sejak dini kepada anak-anak agar al-Quran menjadi prioritas dalam hidupnya. Mengapa demikian? Karena al-Qur’an  merupakan Kalamullah, perkataan terbaik, petunjuk jiwa, penenang hati dan paling banyak pahalanya ketika ada orang yang mau membaca, memahami serta mengamalkannya. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan akan memintakan syafaat pada hari kiamat untuk para pembacanya.

Al-Quran merupakan petunjuk bagi hamba Allah yang bertaqwa (QS:2:2). Maka itu, sebagai orang tua mengenalkan al-Quran sejak dini kepada anak-anak merupakan pintu masuk untuk mencetak genarasi islam yang taat/ bertaqwa kepada Allah.

Taqwa merupakan modal utama dalam hidup manusia- dengan berbekal taqwa maka manusia akan menjalani kehidupan ini dengan hati yang lapang. Sebab Allah telah berjanji barang siapa yang bertaqwa maka akan memberikan jalan keluar dari segala permasalahan dan akan memberikan rizqi dari arah yang tidak pernah disangka-sangka (QS: 65:2-3).

Dengan memiliki generasi yang bertaqwa maka ini akan menjadi modal yang sangat kuat untuk menghantarkan Indonesia menjadi negeri yang diberkahi oleh Allah SWT. Maka itu, sejak dini orang tua harus mendekatkan anak-anaknya agar menjadi generasi yang cinta kepada al-Quran.

Oleh karena itu orang tua hendaknya  melatih anaknya membaca al-Qur’an ketika anak sudah mulai bisa bicara, walaupun belum terampil, dan walaupun hanya bisa satu kalimat. Jika ini dilakukan, tentu amat besar pahalanya, karena bila anak-anak bisa membaca satu huruf saja, ia sudah mendapat sepuluh pahala, bagaimana dengan satu ayat, atau satu surat? Adapun bagi anaknya yang sudah lancar membaca al-Qur’an, maka orangtua memotivasinya atas pahala yang akan diperolehnya jika ia bertilawah.

Bulan Ramadhan Bulan Shiyam

Allah SWT menyifati bulan Ramadhan sebagai bulan puasa. Berarti, menahan diri dari nafsu makan dan minum serta nafsu syahwat, membendung dari macam-macam perbuatan maksiat. Selain itu, Ramadhan adalah bulan ibadah yang banyak pahalanya, penghapus dosa, bahkan menghapus dosa di antara Ramadhan berikutnya, tentu jika didasari dengan ikhlas dan mencari ridha Allah dengan mengikuti sunnah Rasulullah.

Bulan puasa ini bukan hanya memberi peluang kepada orang yang sudah baligh saja, tetapi anak kecil hendaknya juga diharapkan mampu merasakan nikmatnya, paling tidak agar menjadi terbiasa sebelum masa balighnya.

Bahkan, para sahabat Nabi sangat perhatian untuk mengajak dan mendidik anak-anak mereka melaksanakan puasa. Ini jelas terlihat pada strategi mereka dengan membuat mainan dan mengalihkan perhatian anak-anak dari keinginan untuk makan, sehingga puasa mereka tuntas dan sempurna. (Lihat HR. Bukhari: 2725).

Jadikan Ramadhan tahun ini menjadi momentum bersama anak-anak. Bersama-sama memahami makna al-Quran dan memahami di balik perintah Allah kepada hambanya untuk berpuasa selama 30 hari penuh. Jika anak-anak sudah memahmi ini sejak dini maka ke depan anak-anak kita menjadi generasi yang unggul yang memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi.

Sejak dini marilah anak-anak kita dibiasakan untuk melakukan ibadah puasa.  Meski di awal berat dengan bimbingan orang tua kebiasaan tersebut akan terlatih dan terbentuk.

Jika anak-anak kita cinta dengan al-Quran dan sepenuh hati memahami pesan di balik ibadah  puasa, maka Ini akan menjadi modal utama bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang gemilang di masa depan, karena dihiasi oleh generasi yang bertaqwa kepada Allah SWT. [*]

*Amir Fiqi

Penulis merupakan wartawan dan Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHAMKA 

Tags
SHARE