SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Kabul pada Kamis (9/9) menyaksikan keberangkatan penerbangan komersial internasional pertama sejak kekacauan pengangkutan udara oleh negara-negara Barat pada Agustus. 

Sementara itu, harapan untuk kembali tertib diredupkan oleh laporan PBB tentang peningkatan pembatasan pada wanita dan bencana kemanusiaan yang mengancam.

Penerbangan itu menandai langkah penting dalam upaya Taliban untuk mengembalikan keadaan normal di negara itu setelah mereka merebut kekuasaan pada Agustus.

Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Afghanistan, jika tidak mendapatkan pemasukan dana, berada dalam bahaya "kehancuran total ekonomi dan tatanan sosial".

Dia juga mengatakan makin banyak laporan bahwa Taliban kembali memberlakukan pembatasan pada wanita, seperti yang mereka lakukan ketika mereka memerintah dari 1996 hingga 2001.

Pembatasan itu berlangsung meskipun ada janji oleh para pemimpin untuk menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah, atau hukum Islam.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang berkunjung ke Islamabad, berterima kasih kepada para pemimpin Taliban karena membantu membuka kembali bandara.

Sekitar 113 orang berada di dalam penerbangan ke Doha yang dioperasikan oleh Qatar Airways milik negara, kata para pejabat.

Para penumpang termasuk warga negara Amerika Serikat, Kanada, Ukraina, Jerman, dan Inggris, kata seorang sumber yang mengetahui penerbangan tersebut.

AS menolak menyebutkan jumlah warganya yang berada di pesawat tersebut, namun mengatakan 30 warga negara  dan penduduk tetap AS diundang untuk ikut penerbangan itu --tetapi tidak semua menerima tawaran tersebut. 

Seorang sumber mengatakan para penumpang dibawa ke bandara Kabul dalam konvoi yang dilaksanakan oleh Qatar setelah perjalanan aman disetujui.

Di Doha, mereka awalnya akan tinggal di kompleks yang menampung pengungsi Afghanistan dan pengungsi-pengungsi lainnya.
 
Penerbangan internasional telah terbang masuk dan keluar dalam beberapa hari terakhir untuk membawa para pejabat, teknisi, dan bantuan. 

Namun, pesawat yang berangkat pada Kamis adalah penerbangan sipil pertama pascaevakuasi yang kacau balau pada 124.000 orang asing dan warga Afghanistan yang berisiko setelah kendali Ibu Kota Kabul direbut oleh Taliban pada 15 Agustus.

Utusan khusus Qatar, Mutlaq bin Majed al-Qahtani, menggambarkan penerbangan Kamis sebagai penerbangan reguler dan bukan evakuasi. Juga akan ada penerbangan pada Jumat, katanya.

“Mudah-mudahan, kehidupan menjadi normal di Afghanistan,” kata al-Qahtani dari landasan bandara, dikutip Al Jazeera.

Halaman :
Tags
SHARE