SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan masyarakat Maluku atas potensi banjir rob.

Kemungkinan terjadinya rob tersebut terkait dengan pengaruh dan aktivitas astronomi, yakni fase bulan purnama perigiee (super blood moon) atau bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi.

BMKG memprediksi rob maksimum di pesisir sejumlah wilayah Maluku terjadi pada 24-31 Mei 2021.

"Warga yang tinggal di pesisir perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob," kata prakirawan BMKG Maluku Mochamad Zainuri Damayanto di Ambon, Selasa (25/4/2021).

Wilayah yang berpotensi diterjang rob adalah pesisir wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), pesisir selatan Pulau Seram, Pulau Ambon, dan Lease, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, serta Kepulauan Aru.

Dia menyebutkan kemungkinan rob tersebut terjadi karena pengaruh dan aktivitas astronomi, yakni fase bulan purnama perigiee (super blood moon) atau bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi.

Fenomena ini, katanya, menyebabkan potensi pasang maksimum di sejumlah wilayah pesisir di Maluku. Apalagi ditunjang dengan keadaan gelombang serta curah hujan cukup tinggi yang terjadi saat ini.

"Fenomena alam super blood moon ditunjang hujan dengan intensitas tinggi dapat memengaruhi dinamika pasang surut dan berpotensi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir di Maluku," ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan dan mengikuti informasi terbaru tentang cuaca maritim yang dikeluarkan BMKG, sehingga dapat diantisipasi, guna mencegah terjadinya korban jiwa.

Gubernur Maluku Murad Ismail pada Senin (24/5/2021) menginstruksikan seluruh bupati dan wali kota mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor di wilayah masing-masing, sehubungan hujan dengan intensitas tinggi yang terus mengguyur dalam dua pekan terakhir.

"Saya instruksikan semua bupati/wali kota di Maluku tingkatkan kewaspadaan, terutama terhadap bahaya banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem yang terus terjadi," kata dia.

Hujan lebat dengan intensitas tinggi dan dalam durasi lama, katanya, berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.

Dia meminta pemerintah di 11 daerah Maluku terus mengikuti perkembangan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.

Dengan begitu dapat dilakukan upaya-upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Kepala daerah juga diminta mengingatkan warga yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk mewaspadai dampak hujan lebat.

Berdasarkan prakiraan BMKG hal itu berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Maluku.

BMKG pada Minggu (23/5/2021) merilis prakiraan cuaca dan mengimbau masyarakat waspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Maluku.

Dampak hujan lebat dengan potensi banjir dapat terjadi di wilayah Maluku, di antaranya Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Pulau Buru (status siaga), sedangkan Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, dan Buru Selatan dengan status waspada.

Tags
SHARE