SHARE

Pengrajin tahu (Antara)

CARAPANDANG.COM - Sejumlah pengrajin tahu di Kota Solo berharap pemerintah mengambil kebijakan menurunkan harga kedelai karena kenaikan bahan baku utama makanan bergizi tersebut menyebabkan mereka mengurangi volume produksi akibat menurunnya permintaan.

"Biasanya dalam satu hari saya bisa memproduksi hingga 8 kg kedelai, untuk saat ini berkurang menjadi 6,5 kg," kata pengrajin tahu Budi Santoso di Kampung Krajan, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Senin.

Ia mengatakan akibat kenaikan harga bahan baku tahu tersebut, keuntungannya juga mengalami penurunan karena ia enggan menaikkan harga. Sebagai salah satu cara agar tetap memperoleh keuntungan di tengah kenaikan harga kedelai tersebut, ia hanya mengurangi takaran bahan baku.

"Selain itu juga mengurangi ukuran tahu, biasanya tebal ini agak tipis, biasanya lebar ini agak kecil," katanya.

Ia mengatakan harga normal kedelai sendiri sebetulnya di kisaran Rp6.900-7.000/kg namun saat ini naik menjadi Rp10.700/kg. Ia berharap harga tersebut segera turun agar keuntungan pengrajin tahu juga kembali normal.

"Kalau harga naik seperti ini saya juga sulit kalau mau menitipkan ke pedagang-pedagang sayur karena malah tambah nggak dapat untung," katanya.

Senada, pengrajin lain Yahwanto mengatakan saat ini memperoleh kedelai dengan harga eceran Rp10.700/kg. Sama dengan Budi, Yahwanto juga enggan menaikkan harga jual ke pembeli.

"Hanya dikurangi takarannya dan dikecilkan ukurannya," katanya.

Sementara itu, salah satu pembeli Tri Wahyuni mengatakan terpaksa harus mengurangi pembeliannya karena dengan modal yang sama ia tidak memperoleh dagangan seperti biasanya.

"Biasanya saya beli 20 kotak ini jadi 16 kotak," kata pedagang tahu pong tersebut.

Ia juga tidak mau menaikkan harga tahu pong yang dijualnya, hanya saja dia memperkecil ukuran tahu sebelum digoreng agar tetap bisa memperoleh keuntungan.

Tags
SHARE