SHARE

Tangkapan layar - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan kelompok radikal dan teroris berkarakter antibudaya dan antikearifan lokal keagamaan.

“Kelompok radikal dan terorisme ini biasanya memiliki karakter antibudaya dan antikearifan lokal keagamaan,” ujar R Ahmad Nurwakhid, saat menjadi narasumber dalam seminar kebangsaan dan kepemudaan bertajuk “Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme” yang dilaksanakan secara hybrid dan disiarkan langsung di kanal YouTube MT Darul Hasyimi Jogja, dipantau dari Jakarta, Selasa (4/1/2021).

Lebih lanjut, Ahmad Nurwakhid menyampaikan pengertian anti tersebut bukan berarti kelompok radikal serta teroris tidak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan budaya dan kearifan lokal keagamaan, melainkan mereka membenci kegiatan seperti itu.

Kemudian, ia pun menyampaikan contoh kearifan lokal keagamaan yang dibenci oleh kelompok radikal dan teroris, yaitu tahlilan dan yasinan yang kerap dilakukan umat Muslim di Indonesia.

“Anti di sini adalah sikap membenci dengan menebarkan justifikasi bid’ah, sesat, bahkan mengkafir-kafirkan bangsa Indonesia yang melakukan hal-hal terkait budaya dan kearifan lokal keagamaan, seperti tahlilan dan yasinan,” ujar dia.

Oleh karena itu, ujar Ahmad Nurwakhid, segenap bangsa Indonesia perlu mewaspadai karakter antibudaya dan antikearifan lokal keagamaan, agar tidak terpapar radikalisme serta terorisme.

Kemudian, ia juga menyampaikan, seperti yang umum diketahui, kelompok radikal dan teroris bersikap anti terhadap pemerintahan yang sah.

Halaman :