SHARE

Lesung batu yang sebagian tenggelam di tanah

Liputan : Soufie Retorika

CARAPANDANG [LAHAT] - Setelah tiga kali melakukan penelusuran ke Desa Tanjung Menang, Kecamatan Tanjung  akhirnya  Situs Talang Gardu yang di tempuh dari Kota Lahat sekitar 1 jam memasuki sebuah perkebunan karet dan kopi milik warga setempat. Penelusuran ini ditemani Kadus III Arifin, bersama anakknya Finza dan tim Ini Lahat Nian yakni Irfan Witarto, Yardi, Aan Jasudra dan Amrita RH Terang tiba di belukar milik Meti (60 th) 
Setelah membaca tulisan Van Der Hoop, 1932 silam, dalam bukunya Meghalitic Remains in South Sumatera. Pada salah satu tulisan berisi tentang Situs Talang Gardu, yang dijuluki Negeri Celeng, ditemukan setelah membersihkan kebun yang sebagian sudah menjadi belukar.
Ditemukan 2 Lesung batu di pangkal kebun karet. Dilanjutkan pencarian ke dalam kebun yang juga ditumbuhi pohon kopi ditemukan satu arca tanpa kepala yang dihiasi kalung di lehernya. Satu arca yang rebah, dan satu  batu datar yang digores (ada relief) yang berbentuk dua kaki manusia dan sisi lainnya berupa kepala dan ornament lain tapi kini tertutup. Panjang batu datar sekitar 1,4 meter persegi dan tinggi sekitar 1,2 meter (dari buku Van Der Hoop). 
Dari  dugaan sementara untuk Lesung ini  ada 4 lubang dengan 2 lubang di permukaan dan sebagian lubang di bawah permukaan tanah, satu lesung berbingkai sisinya dengan 4 lubang  dan separuh lubang belum selesai ditatah sepertinya. Keterangan pemilik kebun Meti  bahwa di dekat arca tanpa kepala tersebut kepalanya tak jauh dari bagian badannya, namun saat penelusuran tidak ditemukan. Sementara satu arca lagi terlihat gambaran manusia juga sedang beraktifitas, tapi tatahannya memang tidak begitu jelas.     

Lahat1

Arca tanpa kepala yang diduga patah, dan memiliki kalung dgn posisi arca miring


Tidak banyak yang diketahui tentang Negeri Celeng, cerita yang beredar dari masyarakat setempat tentang Situs Talang Gardu ini, sebab warga setempat mengatakan tempat ini angker dan keramat, sehingga mereka enggan ke sana. Menurut Arifin Kadus III Talang Gardu, mereka menyebutnya Dusun Bughuk yang berada di seberang jembatan bambu dan dialiri Ayek (sungai kecil) Keruh.
“Maksudnya dulu tempat ini adalah dusun lama atau Dusun Bughuk, atau pemukiman lama yang setelah itu warga berpindah ke tempat lain. Dari kecil kami lihat batu tanpa kepala ini, tapi takut dekat-dekat, sebab katanya keramat,” jelas Arifin (Kadus III). 
Perjalanan dari pemukiman warga menuju Negeri Celeng di area kebun karet menempuh waktu kurang lebih 15 menit. Karena lokasi tepat tidak diketahui maka dilakukan pembabatan rumput dan ilalang dan tim juga berpencar, kata Irfan Witarto selaku ketua tim pencarian.
“Dalam waktu yang berbeda, kita sudah 3 kali ke sini tapi tidak menemukan keberadaan Situs Talang Gardu, atau disebut Negeri Celeng. Akhirnya sama-sama berinisiatif berpencar dan menebas ilalang dan rumput lainnya. Hingga ketemu, beberapa batu megalith tersebut pada Minggu (5/6/2022) tapi saat itu kita belum bisa menjabarkan Panjang lebar,” papar Irfan, Kamis (9/6/2022)di ruang kerjanya saat ditemui penulis.

Lahat2

Batu datar yang berelief hingga tatahan ke sekeliling batu


Dari tulisan BPCB Jambi mengambarkan bahwa, peninggalan megalitik Pasemah yang ditemukan diantaranya adalah menhir, arca, dolmen, batu datar, batu gelang, bilik batu, lumpang batu, lesung batu, dan tetralith. Selain itu di Pasemah juga ditemukan “batu tatahan” yaitu sebuah karya seni rupa berbentuk goresan/pahatan pada permukaan batu yang menghasilkan gambar dua dimensi seperti yang ada di Talang Gardu dan Air Puar (Desa Air Puar, Kecamatan Mulak Ulu).
Masyarakat setempat mengenal lokasi tersebut sebagai “negeri celeng”. Batu ini berbentuk persegi panjang dengan permukaan datar. Di atas permukaan batu ini terdapat goresan/tatahan yang menggambarkan bentuk manusia (2 dimensi). Bagian perut hingga kaki tergambar pada permukaan batu pada posisi atas, sedangkan bagian perut-kepala  berlanjut ke sisi batu yang lain (sisi utara).  Sehingga permukaan penampang batu seolah tidak cukup untuk menggambarkan tokoh manusia tersebut.  Posisi kedua kaki tokoh pada permukaan batu ini digambarkan mengarah ke timur dan masing-masing memiliki 3 buah jari.  Pada kedua kaki  mengenakan aksesoris berupa gelang kaki. Pada bagian pinggangnya digambarkan bentuk menyerupai nekara. Kedua tangan dalam posisi terangkat ke atas. Sementara bagian kepala tidak utuh terlihat karena sebagian terbenam tanam. Bagian kepala yang terlihat hanya telinga kanan, sebagian kecil wajah yaitu bagian bibir dan sedikit ujung mata. 

Tags
SHARE