SHARE

CARAPANDANG - PT. Vale Indonesia Tbk (INCO) bekerjasama dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Co dan produsen mobil asal Amerika Serikat, Motor Co, untuk membangun proyek nikel. Pembangunan ini menelan dana 4,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 67,5 triliun. Tujuannya yaitu membantu produksi nikel yang lebih ramah di Indonesia dan membuat baterai kendaraan listrik lebih terjangkau. Pembangunan proyek smelter atau pengolahan dan pemurnian nikel tersebut menggunakan proses High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan berlokasi di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Smelter dapat memproduksi hingga 120 kiloton nikel per tahun dalam bentuk endapan hidroksida campuran (MHP), yaitu produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik. itu nantinya akan mengirimkan bahan-bahan penting untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, yang pada akhirnya mendukung Ford membuat setidaknya 2 juta kendaraan listrik pada akhir 2026.

Lisa Drake, Vice President for Ford Model e EV Industrialization mengatakan, kerjasama ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan dengan biaya rendah.

"Dan memungkinkan kami untuk memastikan nikel ditambang sejalan dengan target keberlanjutan perusahaan kami, menetapkan standar ESG yang tepat saat kami mengukur, " kata Lisa dalam keterangan resmi, dikutip Kompas.com, Kamis (30/3/2023). "Bekerja dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi untuk membuat EV lebih mudah diakses oleh jutaan orang dan melakukannya dengan cara yang membantu melindungi manusia dan planet dengan lebih baik," kata Lisa.

Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia mengatakan, kerjasama ini bukan hanya menunjukkan tentang apa yang akan ditambang oleh pihaknya, tetapi bagaimana hal tersebut dilakukan dan diolah.


Tags
SHARE