SHARE

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengizinkan pemberian vaksin dosis keempat atau booster kedua bagi para warga lanjut usia (lansia) atau berusia di atas 60 tahun.

CARAPANDANG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengizinkan pemberian vaksin dosis keempat atau booster kedua bagi para warga lanjut usia (lansia) atau berusia di atas 60 tahun.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor HK.02.02/C/5565//2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster ke-2 Bagi Kelompok Lanjut Usia.

Adapun, pemberian vaksin booster kedua bagi lansia ini berlaku efektif sejak ditetapkan pada 22 November 2022 oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, ketetapan ini diputuskan setelah Kemenkes menemui adanya tren peningkatan kasus Covid-19 baik secara global maupun nasional.

Program vaksinasi booster kedua, ujar Syahril, menjadi upaya mitigasi pemerintah dalam memberikan perlindungan lebih pada kelompok rentan, seperti lansia dan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

"Kebijakan tersebut dilakukan untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap kelompok rentan, untuk mengurangi tingkat keparahan bahkan kematian akibat Covid-19," terang Syahril dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11).

Syahril menerangkan, pemberian vaksin booster kedua pada lansia dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sejak booster pertama diberikan. Dia mengingatkan warga lansia untuk terlebih dahulu melakukan program vaksinasi booster dosis pertama.

Sementara itu, tak hanya percepatan pemberian vaksin booster kedua bagi lansia, Syahril menegaskan bahwa pihaknya juga akan terus menggenjot capaian vaksinasi dosis primer dan booster pertama. Seluruh program vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara merata di setiap wilayah Indonesia.

Berikut adala regimen vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi booster kedua bagi lansia:

  1. Kombinasi untuk booster pertama
  • Sinovac – AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml  
  1. Kombinasi untuk booster pertama
  • AstraZeneca Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  1. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer
  • Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml  
  1. Kombinasi untuk booster pertama Moderna
  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  1. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)
  • Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  1. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm
  • Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  1. Kombinasi untuk booster pertama Covovax
  • Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml



Tags
SHARE