SHARE

Ilustrasi - Petani sedang memproduksi garam (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Konsumsi makanan dengan kandungan garam yang terlalu tinggi berisiko menyebabkan berbagai penyakit seperti hipertensi hingga dapat mengakibatkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, hingga gagal jantung.

Namun sebaliknya, jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, dan lain lain.

Guru Besar Keamanan & Gizi Pangan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ahmad Sulaeman mengatakan salah satu tips melakukan diet rendah garam adalah menggunakan alternatif garam. 

Hal itu untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat.

"Ganti garam dengan bumbu umami dengan takaran secukupnya," kata Profesor Ahmad dalam jumpa media virtual pada Jumat (12/11).

Strategi lain menurunkan asupan garam dalam konsumsi sehari-hari adalah dengan memilih pangan berbumbu rendah atau bahkan tanpa sodium.

"Batasi pangan olahan yang tinggi sodium atau juga pangan yang diproses misal di-curing, diasap atau bahkan diasinkan," kata dia.

Meski demikian Profesor Ahmad mengingatkan agar garam tidak serta merta dihilangkan dari konsumsi sehari-hari karena tubuh masih memerlukan asupan garam untuk menjaga keseimbangan elektrolit pada tubuh.

Rasa umami merupakan rasa dasar kelima yang ditemukan setelah asin, manis, asam, pahit, yang biasa kita kenal dengan rasa gurih.

Rasa umami dapat ditemukan dari berbagai bahan makanan seperti jamur, tomat, terasi, dan lain-lain, karena mengandung asam amino glutamat.

"Penguat rasa, seperti monosodium glutamat, MSG juga merupakan sumber rasa umami. Penggunaan MSG dalam makanan bergizi seimbang dapat menjadi salah satu strategi untuk menciptakan makanan sehat, lezat, dan bergizi untuk kita dan keluarga nikmati supaya tetap fit," kata Profesor Ahmad.

Halaman :